Abstract:
|
Shivering pasca anestesi dapat terjadi pada pasien dengan anestesi umum sebesar 5-65% dan
sedangkan pada anestesi spinal mencapai 33-57%. Shivering pasca anestesi adalah mekanism
kompensasi dalam tubuh yang dapat menyebabkan efek samping yang merugikan, termasuk
ketidaknyamanan pasien, nyeri akibat perluasan bekas luka operasi, dan peningkatan kebutuhan
oksigen akibat meningkatnya aktivitas otot. TUJUAN: Penelitian ini bertujuan untuk untuk
mengetahui hubungan lama operasi dengan shivering pada pembedahan herniotomy menggunakan spinal anestesi diruang operasi RS.Medirossa Cikarang. HASIL: Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dijelaskan bahwa pasien yang telah menjalani tindakan pembedahan herniatomi dengan spinal anestesi di RS.Medirossa Cikarang mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 25 responden (80,6%). Dan perempuan 6 responden (19,4%). Berdasarkan hasil penelitian umu mayoritas yang mengalami pembedahan herniotomi dengan spinal anestesi dalam penelitian in adalah rentang umur 43-55 tahun sebanyak 15 responden (48,4%). Dari uji statistik pearson chi square diperoleh nilai (p-value) 0,012 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama operasi dan shivering pada pembedahan herniotomi menggunakan spinal anestesi di RS.Medirossa Cikarang. KESIMPULAN: Ada hubungan lama operasi dengan kejadian shivering pada pembedahan herniotomy menggunakan spinal anestesi di RS. Medirossa Cikarang |