Analisis dan Pengembangan Strategi Pengawasan BPOM Dalam Peredaran Kosmetik yang Mengandung Merkuri & Hidrokuinon

Universitas Medika Suherman

Analisis dan Pengembangan Strategi Pengawasan BPOM Dalam Peredaran Kosmetik yang Mengandung Merkuri & Hidrokuinon

Perlihatkan publikasi sederhana

dc.contributor.author Eka Ayu Riyanto
dc.contributor.author Embriana Dinar Pramestyani
dc.date.accessioned 2025-10-20T08:04:55Z
dc.date.available 2025-10-20T08:04:55Z
dc.date.copyright
dc.date.issued 2025-10-16
dc.identifier.isbn NIM: 121020008
dc.identifier.isbn
dc.identifier.issn
dc.identifier.uri
dc.identifier.uri https://repository.medikasuherman.ac.id/xmlui/handle/123456789/7209
dc.description.abstract Peredaran kosmetik mengandung bahan berbahaya seperti merkuri dan hidrokuinon masih menjadi tantangan serius di Indonesia, terutama di era digital yang mempermudah distribusi ilegal. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memiliki peran strategis dalam menjamin keamanan produk, namun dihadapkan pada kendala seperti terbatasnya jangkauan wilayah, keterbatasan sumber daya, serta rendahnya kesadaran masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengembangkan strategi pengawasan BPOM terhadap peredaran kosmetik berbahaya merkuri dan hidrokuinon melalui pendekatan SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats), serta menentukan strategi prioritas menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan kuantitatif, menggunakan data primer dari wawancara dengan BPOM dan pelaku usaha kosmetik. Hasil analisis menunjukkan BPOM memiliki kekuatan berupa SDM profesional, sistem pengawasan digital (SIPT dan EWAS), serta dukungan regulasi yang kuat. Sementara itu, kelemahan seperti keterbatasan SDM dan jangkauan edukasi masih perlu diperbaiki. Posisi strategi BPOM berada pada Kuadran I (agresif) dengan titik koordinat (0,86 ; 0,64), yang menunjukkan lembaga ini berada pada posisi kuat dan memiliki peluang besar. Strategi prioritas melalui QSPM adalah kolaborasi dengan influencer (skor 13), pendirian laboratorium forensik digital (skor 12,8), dan pengembangan chatbot AI untuk edukasi dan pelaporan cepat (skor 11,7). Temuan ini diharapkan dapat menjadi dasar penguatan sistem pengawasan BPOM yang adaptif dan kolaboratif di tengah pesatnya dinamika industri kosmetik digital.
dc.format Text
dc.language Indonesia
dc.publisher Universitas Medika Suherman
dc.subject.ddc UMEDS.FAR04.008
dc.subject.ddc UMEDS.FAR04.008
dc.title Analisis dan Pengembangan Strategi Pengawasan BPOM Dalam Peredaran Kosmetik yang Mengandung Merkuri & Hidrokuinon
dc.type Skripsi


Files in this item

Files Size Format View

There are no files associated with this item.

Publikasi ini ada di koleksi berikut

Perlihatkan publikasi sederhana

Cari Publikasi


Advanced Search

Lihat

Akunku