Pengaruh Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Sindrom Yang Hati Naik

Universitas Medika Suherman

Pengaruh Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Sindrom Yang Hati Naik

Perlihatkan publikasi sederhana

dc.contributor.author Hari Iskandar Kang
dc.contributor.author Surya Madya
dc.date.accessioned 2025-11-05T07:37:36Z
dc.date.available 2025-11-05T07:37:36Z
dc.date.copyright
dc.date.issued 2025-11-05
dc.identifier.isbn NIM: 224110010
dc.identifier.isbn
dc.identifier.issn
dc.identifier.uri
dc.identifier.uri https://repository.medikasuherman.ac.id/xmlui/handle/123456789/8000
dc.description.abstract Latar Belakang: Prevalensi hipertensi di Indonesia sangat besar yaitu sebesar 34,1% berdasarkan survei nasional di 2018 dengan perkiraan menderita hipertensi sekitar 70 juta lebih penduduk Indonesia. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan patofisiologis tubuh di mana tekanan darah suatu individu melebihi ambang normal yaitu 120 mmHg tekanan sistolik dan 80 mmHg tekanan diastolik. Hipertensi sindrom yang hati terjadi karena manisfestasi tekanan darah tinggi, sakit kepala di pelipis, mata atau sisi lateral kepala, pusing, tinnitus, tuli, tekanan darah sistolik tinggi, penglihatan kabur, mulut dan tenggorokan kering, insomnia, iritabilitas, mudah lelah, mudah emosi marah, pinggang dan lutut lemah, mudah lupa dan leher kaku. Akupunktur dipercaya dapat menurunkan tekanan darah dengan menyeimbangkan energi Yin dan Yang dalam tubuh. Tujuan: Mengetahui pengaruh terapi akupunktur terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi sindrom yang hati naik. Metode: Penelitian ini menggunakan desain quasi-experimental dengan model one group pre-post test. Sebanyak 30 subjek penderita hipertensi dengan sindrom yang hati naik menjalani terapi akupunktur selama enam hari berturut-turut. Lokasi penelitian di Pusat Kesehatan Devine Healing, Kota Jakarta Pusar selama bulan Januari- Mei 2025.Terapi akupunktur selama 30 menit/sesi selama 6 kali terapi. Titik akupunktur yang digunakan adalah LR 3, GV 20, KI 3, SP 6, dan ST 36. Tekanan darah diukur sebelum dan sesudah terapi. Hasil: Seluruh responden (30 orang) mengalami penurunan tekanan darah sistolik dengan rata-rata sebesar 30,53 mmHg (19.38 %), dari 157,53 mmHg menjadi 127,00 mmHg. Tekanan darah diastolik menurun rata-rata sebesar 8,5 mmHg (8.68%), dari 97,83 mmHg menjadi 89,33 mmHg. Penurunan tekanan darah sistolik lebih besar terjadi pada laki-laki (36 mmHg) dibandingkan perempuan (25,75 mmHg), sedangkan penurunan diastolik lebih tinggi pada perempuan (9,38 mmHg) dibandingkan laki-laki (7,5 mmHg). Berdasarkan usia, penurunan tekanan darah diastolik tertinggi terjadi pada kelompok usia 30–39 tahun (30 mmHg), sedangkan penurunan tekanan darah sistolik terbesar terjadi pada kelompok usia 40–49 tahun (34,11 mmHg). Kesimpulan: ada pengaruh terapi akupunktur terhadap perubahan tekanan darah pada penderita hipertensi sindrom yang hati naik. Terapi akupunktur bisa dijadikan sebagai pendekatan integratif antara ilmu pengobatan kesehatan modern dan tradisional terutama pada penatalaksanaan pengaruh terapi akupunktur terhadap hipertensi sindrom yang hati naik.
dc.format Text
dc.language Indonesia
dc.publisher Universitas Medika Suherman
dc.subject.ddc UMEDS.PTTRPL03.020
dc.subject.ddc UMEDS.PTTRPL03.020
dc.title Pengaruh Terapi Akupunktur Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Sindrom Yang Hati Naik
dc.type Skripsi


Files in this item

Files Size Format View

There are no files associated with this item.

Publikasi ini ada di koleksi berikut

  • Koleksi Skripsi
    Perpustakaan Jurusan Pengobatan Tradisional Tiongkok Repository

Perlihatkan publikasi sederhana

Cari Publikasi


Advanced Search

Lihat

Akunku