Perlihatkan publikasi sederhana
| dc.contributor.author | Hamidah | |
| dc.contributor.author | Stefanus Aditya | |
| dc.date.accessioned | 2025-11-05T07:41:57Z | |
| dc.date.available | 2025-11-05T07:41:57Z | |
| dc.date.copyright | ||
| dc.date.issued | 2025-11-05 | |
| dc.identifier.isbn | NIM: 224110016 | |
| dc.identifier.isbn | ||
| dc.identifier.issn | ||
| dc.identifier.uri | ||
| dc.identifier.uri | https://repository.medikasuherman.ac.id/xmlui/handle/123456789/8002 | |
| dc.description.abstract | Latar Belakang: Nyeri haid (dismenore) merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dialami wanita usia reproduksi. Hal ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, menurunkan tingkat produktivitas, serta mengganggu kualitas hidup wanita. Salah satu metode alternatif yang digunakan untuk mengurangi nyeri haid adalah akupunktur, terutama untuk kasus dismenore akibat sindrom stagnasi qi dan xue menurut konsep pengobatan tradisional Tiongkok (PTT). Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi akupunktur Titik SP 6 (Sanyinjiao), CV 4 (Guanyuan), LI 4 (Hegu), LR 3 (Taichong), dan ST 36 (Zusanli) terhadap penuruan intensitas nyeri pada penderita nyeri haid sindrom stagnasi qi dan xue di klinik bidan “S” Bandung. Metode: penelitian menggunakan desain kuantitatif quasi-eksperimental dengan pendekatan one group pretest-posttest design. Sampel terdiri dari 30 responden yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi selama januari-juni 2025. Intervensi berupa terapi akupunktur dilakukan 3–5 hari sebelum menstruasi. Intensitas nyeri diukur menggunakan NRS (Numeric Rating Scale) sebelum dan sesudah terapi. Analisis data menggunakan uji wilcoxon signed-rank test karena data tidak berdistribusi normal. Hasil: penelitian terhadap 30 subjek, diperoleh sebanyak 15 subjek berusia 21 tahun (50 %), 7 subjek berusia 18 tahun (23.3 %), 7 subjek berusia 22 tahun (23.3 %) dan 1 subjek berusia 24 tahun (3,3%). Responden terdiri dari 18 mahasiswa (60%), 5 karyawan swasta (16.7 %) dan 7 pelajar (23.3 %). Skor skala nyeri minimum diangka 4 dan maksimum diangka 8 sebelum dilakukan terapi akupunktur. Skor nyeri terbanyak 10 responden (33.3 %) diangka 6, 9 responden (30 %) diangka 7, 9 responden (30 %) diangka 5, 1 responden ( 3.3 %) diangka 8 dan 1 responden (3.3 %) diangka 1. Skor skala nyeri minimum diangka 1 dan maksimum diangka 6 setelah dilakukan terapi akupunktur. Skor nyeri terbanyak 13 responden (43.3 %) diangka 1, 8 responden (26.7 %) diangka 2, 6 responden (20 %) diangka 3, 1 responden ( 3.3 %) diangka 4, 1 responden (3.3 %) diangka 5, dan 1 responden (3.3 %) diangka 6. Kesimpulan: skor skala nyeri rata-rata angka sebelum terapi sebesar 6.00 dan sesudah terapi sebesar 2.06. Perbedaan rata-rata skor skala nyeri sebelum dan setelah sebesar 3.94 (65%) yang berarti terapi akupunktur efektif terhadap penuruan intensitas nyeri pada penderita nyeri haid sindrom stagnasi qi dan xue. Perbedaan signifikan antara intensitas nyeri sebelum dan sesudah terapi akupuntur diperoleh dari hasil uji wilcoxon signed rank test, diperoleh nilai p = 0,000 (< 0,05) | |
| dc.format | Text | |
| dc.language | Indonesia | |
| dc.publisher | Universitas Medika Suherman | |
| dc.subject.ddc | UMEDS.PTTRPL03.022 | |
| dc.subject.ddc | UMEDS.PTTRPL03.022 | |
| dc.title | Efektivitas Terapi Akupunktur Titik SP6 (Sanyinjiao), CV 4 (Guanyuan), LI 4 (Hegu), LR 3 (Taichong) dan ST 36 (Zusanli) Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Penderita Nyeri Haid Sindrom Stagnasi QI dan Xue di Klinik Bidan "S" Bandung | |
| dc.type | Skripsi |
| Files | Size | Format | View |
|---|---|---|---|
|
There are no files associated with this item. |
|||