Abstract:
|
Latar Belakang : Pembedahan adalah prosedur medis yang dimulai dengan sayatan untuk
membuka area tubuh dan diakhiri dengan penjahitan untuk menutup luka, Hipotermi
merupakan salah satu efek yang sering terjadi setelah pembedahan di ruang pemulihan.
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hipotermi setelah operasi yaitu usia. Tujuan
Penelitian : Diketahui hubungan faktor lanjut usia dengan kejadian hipotermi pasca anestesi
umum dengan teknik termometer infrared di ruang pemulihan RSUD Bayu Asih Kabupaten
Purwakarta. Metode Penelitian : Penelitian kuantitatif deskriptif korelasi dengan desain
penelitian studi potong lintang (cross sectional). Jumlah sampel 36 responden dengan teknik
pengambilan sampel Non Probability sampling (Purposive Sampling). Uji statistik
menggunakan uji Spearman’s rho. Hasil Penelitian : Lansia awal 46 - 55 tahun berjumlah 20 responden (55,6%), lansia akhir 56 - 65 tahun berjumlah 12 responden (33,3%),
sedangkan di manula >65 tahun berjumlah 4 responden (11,1%). diketahui yang mengalami
hipotermi sedang sebanyak 18 responden (50.0%), dan hipotermi ringan sebanyak 11
responden (30.6%), sedangkan hipotermi berat sebanyak 7 responden (19.4%). Hasil
korelasi Spearman Rank (rho) dengan hasil P = 0,001, berarti P < 0,05 hal tersebut
menunjukkan ada hubungan faktor lanjut usia dengan kejadian hipotermi pasca operasi dengan
anestesi umum. Nilai Correlation coefficient 0,719 menunjukkan bahwa ada korelasi yang kuat antara
variabel usia lanjut dengan variabel hipotermi pasca operasi dengan anestesi umum. Kesimpulan :
Ada hubungan bermakna antara hubungan faktor lanjut usia dengan kejadian hipotermi pada pasien pasca anestesi umum dengan alat termometer infrared diruang pemulihan RSUD Bayu Asih
Purwakarta. |